Property, plant, and equipment (PP&E) atau properti, pabrik, dan peralatan adalah aset tidak lancar yang penting bagi operasional bisnis dan tidak mudah dikonversi menjadi kas. PP&E juga disebut aset berwujud (tangible assets) yang artinya terlihat secara fisik dan bisa disentuh. Nilai total PP&E berkisar dari sangat rendah hingga tinggi dibandingkan dengan total aset, makanya PP&E penting untuk dicatat ketika menghitung ekuitas.
Analis akan menggunakan PP&E perusahaan untuk menentukan apakah berpijak pada keuangan yang sehat dan juga memanfaatkan dana dengan cara paling efisien dan efektif.
Net PP&E = Gross PPE + Capital Expenditure - Accumulated Depreciation
Keterangan:
Gross PP&E = PP&E kotor
Capital Expenditure = Pengeluaran modal
Accumulated Depreciation = Penyusutan akumulasi
Untuk menghitung PP&E, jumlah gross PP&E yang terdapat dalam neraca, ditambah pengeluaran modal. Kemudian, dari hasil tersebut dikurangi dengan akumulasi penyusutan.
Patut diperhatikan, akumulasi penyusutan adalah jumlah beban alokasi perusahaan untuk biaya penyusutan sejak aset tersebut digunakan. Penyusutan adalah proses mengalokasi biaya aset berwujud selama masa manfaatnya dan digunakan untuk menjelaskan penurunan nilai. Pada banyak kasus, perusahaan akan mencatat PP&E bersihnya pada neraca ketika melaporkan hasil keuangan, sehingga perhitungannya telah dilakukan.
PP&E juga disebut aset tetap yang berarti aset fisik perusahaan tersebut tidak mudah untuk dilikuidasi. Selain itu, PP&E masuk dalam kategori aset tidak lancar yang mana adalah investasi atau aset jangkan panjang perusahaan. Aset tidak lancar seperti PP&E memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun. Biasanya, aset tidak lancar bertahan bertahun-tahun dan dianggap tidak likuid, sehingga tidak mudah untuk dicarikan menjadi kas. Aset tidak lancar adalah kebalikan dari aset lancar atau aset jangka pendek yang mana aset pada neraca bisa dikonvesi menjadi uang kas dalam satu tahun.
Investasi di PP&E
Perusahaan yang menginvestasi PP&E merupakan pertanda baik bagi investor. Aset tetap adalah investasi yang cukup besar bagi masa depan perusahaan. Pembelian PP&E juga merupakan pertanda bahwa manajemen memiliki keyakinan pada prospek jangka panjang dan keuntungan perusahaannya. PP&E adalah aset fisik dan berwujud dan diharapkan menghasilkan manfaat ekonomi dan berkontribusi pada penerimaan selama bertahun-tahun.
Investasi pada PP&E juga disebut investasi modal (capital investment). Industri atau bisnis yang membutuhkan aset tetap dengan jumlah yang besar seperti PP&E digambarkan sebagai padat modal (capital intensive).
Likuidasi PP&E
PP&E mungkin bisa dilikuidasikan ketika tidak digunakan lagi atau ketika perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Tentunya ketika perusahaan menjual PP&E untuk membiayai operasionalnya adalah pertanda bahwa perusahaan tersebut kemungkinan mengalami masalah keuangan. Pentingan untuk dicatat terlepas alasan perusahaan menjual PP&E mereka, tidak mungkin perusahaan tersebut tidak menyadari keuntungan dari penjualan tersebut.
Akuntansi PP&E
PP&E dicatatat dalam laporan keuangan perusahaan, khususnya dalam neraca. PP&E awalnya diukur berdasarkan biaya historinya, yang merupakan biaya pembelian aktual dan biaya yang terkait dengan pembawaan aset ke penggunaan yang dimaksudkan.
Contohnya, ketika membeli bangunan untuk operasional retail, biaya historis meliputi harga beli, biaya transaksi, dan setiap perbaikan yang dilakukan pada bangunan tersebut yang penggunaannya telah ditentukan. Nilai PP&E disesuaikan secara rutin karena aset tetap umumnya melihat penurunan nilai disebabkan oleh masa penggunaan dan penyusutan.
Amortisasi digunakan untuk mendevaluasi aset-aset ini saya digunakan. Namun, tanah tidak diamortisasi karena ada potensi untuk diapresiasi nilainya. Sebaliknya, tanah diwakili pada nilai pasar saat ini. Saldo akun PP&E diukur kembali setiap periode pelaporan, dan, setelah menghitung biaya historis dan amortisasi atau nilai buku. Angka ini dilaporkan pada neraca.
PP&E dan Aset Tidak Lancar
Meskipun PP&E adalah aset tidak lancar atau jangka panjang, tidak semua aset tidak lancar adalah properti, pabrik, dan peralatan. Aset tidak berwujud adalah aset non-fisik, seperti hak paten, dan hak cipta. Aset tidak berwujud dianggap aset tidak lancar karena aset tersebut memberikan nilai ke perusahaan tapi tidak mudah untuk dikonvesi menjadi kas dalam waktu satu tahun. Investasi jangka panjang seperti surat berharga dan wesel juga dianggap sebagai aset tidak lancar karena biasanya perusahaan menyimpan aset ini pada neraca lebih dari satu tahun fiskal. PP&E mengacu pada aset tetap tertentu yang berwujud sedangkan aset tidak lancar adalah seluruh aset jangka panjang perusahaan.
Batasan PP&E
PP&E vital untuk kesuksesan jangka panjang perusahaan, namun dianggap padat modal. Perusahaan terkadang menjual bagian dari asetnya untuk mendapatkan kas tunai dan meningkatkan laba bersih. Akibatnya, penting untuk memantau investasi perusahaan pada PP&E dan semua penjualan aset tetapnya.
Disebutkan sebelumnya, PP&E adalah aset berwujud atau aset fisik. Analisa PP&E tidak memasukkan aset tidak berwujud seperti merek dagang perusahaan. Contohnya, merek dagang Coca Cola mewakili aset tidak bewujud yang cukup besar. Jika investor hanya melihat PP&E Coca Cola, mereka tidak akan bisa melihat nilai sebenarnya aset perusahaan. PP&E hanya mewakili satu bagian dari aset perusahaan. Dan juga, perusahaan yang memiliki aset tetap yang sedikit, PP&E memiliki nilai yang kecil sebagai metrik.