Laporan Keuangan

Ekuitas Pemegang Saham

  • Oleh: Admin Tes
  • Diunggah 13 Agustus 2020

Apa itu Ekuitas Pemegang Saham?

Dalam perusahaan, ekuitas pemegang saham disebut juga sebagai ekuitas pemilik saham yang berarti pemilik perusahaan mengklaim residual atas aset setelah lunas hutang. Ekuitas adalah total aset perusahaan dikurang total kewajibannya

Laba yang ditahan (retained earnings) adalah bagian dari ekuitas pemegang saham dan merupakan persentase laba bersih (net earnings) yang tidak dibayarkan ke pemegang saham sebagai dividen. Laba ditahan (retained earnings) tidak dapat disamakan dengan uang tunai atau aset likuid (liquid asset) lainnya. Hal ini dikarenakan umur dari laba ditahan (retained earnings) dapat berguna baik itu untuk pengeluaran atau jenis aset lainnya untuk mengembangkan bisnis. Ekuitas pemegang saham pada perusahaan yang sedang berlanjut tidak sama dengan nilai likuidasi. Dalam likuidasi, nilai aset fisik (physical asset values) telah berkurang dan ada kondisi ekstra lainnya.

Rumus Perhitungan Ekuitas Pemegang Saham

Ekuitas Pemegang Saham = total aset - total kewajiban

Rumus di atas juga dikenal sebagai persamaan akuntansi atau persamaan neraca. Neraca memegang dasar pada persamaan akuntansi (accounting equation).

Langkah-langkah dalam menghitung ekuitas pemegang saham adalah sebagai berikut:

  1. Temukan total aset perusahaan pada laporan neraca pada periode yang bersangkutan.
  2. Total semua kewajiban, yang daftarnya harus terpisah dari neraca.
  3. Temukan total ekuitas pemegang saham dan tambahkan jumlahnya pada total kewajiban.
  4. Total aset akan sama dengan jumlah kewajiban dan total ekuitas.

Pada beberapa tujuan seperti dividen dan laba per saham, ukuran yang paling relevan adalah saham yang “diterbitkan dan beredar”. Ukuran ini tidak termasuk treasury shares (saham yang dimiliki oleh perusahaan).

Tentang Ekuitas Pemegang Saham

Ekuitas pemegang saham dapat menjadi negatif atau positif. Positif jika perusahaan mempunyai aset yang cukup untuk memenuhi kewajibannya. Negatif jika kewajiban perusahaan melebihi asetnya, jika hal ini berkepanjangan, neraca dianggap bangkrut.

Karena alasan ini, banyak investor memandang perusahaan dengan ekuitas pemegang saham yang negatif sebagai investasi yang beresiko atau tidak aman. Ekuitas pemegang saham sendiri bukan satu-satunya indikator kondisi keuangan perusahaan, dengan digunakannya alat pengukur lain, para investor dapat menganalisis kondisi suatu perusahan atau organisasi dengan akurat.

Semua informasi yang dibutuhkan untuk menghitung ekuitas pemegang saham perusahaan tersedia di  neraca. Total aset termasuk aset lancar (current asset) dan aset tidak lancar. Aset lancar (current asset) adalah aset yang dapat dikonversikan menjadi uang tunai dalam waktu setahun, seperti uang tunai, piutang usaha, inventaris, dll. Aset jangka panjang adalah aset yang tidak bisa dikonversikan menjadi uang tunai atau digunakan dalam waktu satu tahun, seperti investasi, properti, pabrik dan peralatan, serta bentuknya tidak berwujud seperti hak paten.

Total kewajiban (liabilities) terdiri dari kewajiban lancar (current liabilities) dan kewajiban jangka panjang (long term liabilities). Kewajiban lancar adalah hutang yang jatuh temponya dalam satu tahun, seperti hutang lancar (account payable) dan hutang pajak (taxes payable). Kewajiban jangka panjang adalah obligasi yang harus dibayar dalam periode lebih dari satu tahun, seperti hutang obligasi (bonds payable), biaya sewa, dan kewajiban pensiun (pension obligations). Setelah menghitung total aset dan kewajiban, ekuitas pemegang saham (shareholder equity) dapat ditentukan.

Ekuitas pemegang saham (shareholder equity) adalah metrik yang penting dalam menentukan pengembalian yang dihasilkan dengan jumlah total yang diinvestasikan oleh investor ekuitas (equity investor). Sebagai contoh, rasio Pengembalian Ekuitas atau return on equity (ROE), yang merupakan hasil dari laba bersih perusahaan dibagi ekuitas pemegang saham (shareholder equity), yang digunakan untuk mengukur seberapa baik manajemen perusahaan dalam menggunakan ekuitasnya dari investor untuk menghasilkan laba.

Contoh Penggunaan Ekuitas Pemegang Saham

Misalnya, asumsikan saja perusahaan ABC mempunyai total aset 2.6 juta dollar AS atau sekitar 38 milyar rupiah dan total kewajibannya 920.000 dollar AS atau 13 milyar rupiah. Oleh karena itu, ekuitas pemegang saham ABC adalah 1,68 juta dollar AS atau sekitar 24 milyar rupiah.

Contoh yang nyata, total ekuitas pemegang saham PepsiCo Inc. (NYSE: PEP) menurun dalam periode 2 tahun dari 17.4 miliar dollar AS atau sekitar 254 triliun rupiah pada 2014 menjadi 11.1 miliar dollar AS atau 162 triliun rupiah pada 2016, yang membuat para analis memperhatikan tingkat kesehatan pada minuman soda dan makanan snack tersebut (tergantung alasannya). Pada periode yang sama, total ekuitas pemegang saham Perusahaan kompetitor Coca-Cola (NYSE:KO) menurun dari 30.3 miliar dollar AS atau 443 triliun rupiah menjadi 23.01 miliar dollar atau 336 triliun rupiah. Persentase penurunannya tidak terlalu besar karena kewajiban dan utang usaha Coca Cola secara konsisten telah menurun, sementara Pepsi meningkat, menunjukkan bahwa Coca Cola telah mengatur utangnya lebih baik.

Artikel Terkait

Artikel Terbaru