Laporan Keuangan

Free Cash Flow to The Firm (FCFF)

  • Oleh: Admin Tes
  • Diunggah 24 Desember 2020

Free cash flow to the firm (FCFF) menunjukkan jumlah arus kas dari operasional yang tersedia untuk distribusi setelah memperhitungkan biaya penyusutan, pajak, modal kerja, dan investasi. FCFF adalah ukuran profitabilitas perusahaan setelah seluruh biaya dan investasi ulang. Selain itu juga menjadi tolak ukur yang dipakai untuk membandingkan dan menganalisa kondisi keuangan perusahaan.

FCFF mewakili jumlah uang yang tersedia bagi investor setelah perusahaan membayar seluruh biaya bisnisnya, berinvestasi pada aset lancar, dan berinvestasi pada aset jangka panjang. FCFF juga termasuk pemegang obligasi dan pemegang saham sebagai penerima manfaat ketika mempertimbangkan sisa uang untuk investor.

Perhitungan FCFF adalah indikator operasional dan kinerja perusahaan. FCFF mempertimbangkan seluruh arus kas masuk dalam bentuk pendapatan, seluruh arus kas keluara dalam bentuk pengeluaran biasa, dan seluruh uang yang direinvestasi untuk mengembangkan bisnis. Uang yang tersisa setelah melakukan semua operasional yang mewakili FCFF perusahaan.

Arus kas bebas merupakan indikator keuangan terpenting dari nilai saham perusahaan. Nilai atau harga saham dianggap penjumlahan arus kas masa depan yang diharapkan perusahaan. Namun, harga saham tidak selalu akurat. Memahai FCFF perusahaan agar investor untuk menguji apakah suatu saham dinilai secara wajar. FCFF juga menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar deviden, melakukan pembelian saham kembali, atau membayar kembali pemegang hutang. Setiap investor yang ingin berinvestasi dalam obligasi atau ekuitas publik harus mengecek FCFF perusahaan tersebut.

Nilai FCFF yang positif mengindikasikan perusahaan memiliki sisa kas setelah pengeluaran. Sedangkan nilai negatif menunjukkan perusahaan tidak menghasilkan pendapatan yang cukup untuk menutupi biaya dan investasi. Pada kasus lainnya, investor harus mencari tahu lebih dalam alasan biaya dan investasi melebihi pendapatan. Ini bisa saja hasil dari tujuan bisnis tertentu, seperti perusahaan teknologi yang sedang berkembang dimana selalu konsisiten mengambil investasi dari luar atau sebaliknya, bisa saja menjadi masalah keuangan perusahaan tersebut.

Menghitung FCFF

Menghitung FCFF bisa berbagai cara dan penting untuk mengerti masing-masing caranya. Berikut ini adalah rumus yang paling sering digunakan:

FCFF = Laba Bersih + Beban Non Tunai + (Bunga x (1 - Tingkat Pajak)) - Investasi Jangka Panjang - Investasi Modal Kerja

FCFF juga bisa dihitung dengan cara lain seperti ini:

FCFF = Arus Kas dari Operasional + (Beban Bunga x (1 - Tingkat Pajak)) - CAPEX

Atau

FCFF = (Laba Sebelum Bunga dan Pajak x (1 - Tingkat Pajak)) + Penyusutan + Investasi Jangka Panjang + Investasi Modal Kerja

Atau

FCFF = (Laba Sebelum Bunga dan Pajak x (1 - Tingkat Pajak)) - Penyusutan - Investasi Jangka Panjang - Investasi Modal Kerja

Atau

FCFF = (Laba Sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, Amotisasi x (1 - Tingkat Pajak)) + (Penyusutan x Tingkat Pajak) - Investasi Jangka Panjang - Investasi Modal Kerja

Perbedaan Antara Arus Kas dan FCFF

Arus kas adalah jumlah kas bersih dan setar kas yang ditransfer masuk dan keluar perusahaan. Arus kas positif menunjukkan aset likuid perusahaan meningkat, memungkinkan untuk melunasi hutang, menginvestasikan kembali dalam bisnisnya, mengembalikan uang ke pemegang saham, dan membayar pengeluaran.

Arus kas dicatat pada laporan arus kas yang berisikan tiga bagian yaitu arus kas dari kegiatan operasional, kegiatan investasi, dan kegiatan pendanaan.

Sedangkan FCFF adalah arus kas yang dihasilkan perusahaan melalui operasionalnya setelah mengurangi pengeluaran kas untuk investasi aset tetap seperti properti, bangunan, dan peralatan, dan setelah biaya penyusutan, pajak, modal kerja, dan bunga yang diperhitungkan. Dengan kata lain, FCFF adalah uang kas yang sisa setelah perusahaan membayar biaya operasional dan belanja modalnya.

FCFF masih banyak kekuarangan meskipun memberikan banyak informasi berharga bagi investor. Masih ada perusahaan yang mengutak atik perhitungan akuntasinya. Tanpa ada standar regulasi untuk menentukan FCFF, invester akan tidak setuju tentang item yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan diperlakukan sebagai belanja modal.

Maka, investor harus tetap mengawasi perusahaan dengan nilai FCFF yang tinggi untuk mengetahui pelaporan belanja modal dan litbang perusahaan. Perusahaan juga bisa meningkatkan sementara FCFF dengan cara memperpanjang pembayaran mereka, memperketat kebijakan penagihan pembayaran, dan menghabiskan persediaan. Kegiatan tersebut mengurangi kewajiban lancara dan perubahan modal kerja, namun dampaknya akan sementara.

Artikel Terkait

Artikel Terbaru