Laporan Keuangan

Laba Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT)

  • Oleh: Admin
  • Diunggah 21 Oktober 2020

Laba Sebelum Bunga dan Pajak atau earnings before interest and taxes (EBIT) adalah suatu indikator dari profitabilitas perusahaan. EBIT menghitung pendapatan dikurangi biaya yang tidak termasuk pajak dan bunga. EBIT juga disebut sebagai laba operasional dan laba sebelum bunga dan pajak.

Rumus EBIT 

EBIT = Pendapatan - Harga Pokok Penjualan - Biaya Operasional

atau

EBIT = Laba Bersih + Bunga + Pajak

Perhitungan EBIT yaitu biaya manufaktur perusahaan (bahan baku dan total biaya operasional, yang termasuk upah karyawan) dikurangi dari pendapatan. Berikut ini adalah langkah-langkahnya:

  1. Ambil nilai pendapatan atau penjualan dari bagian atas laporan laba rugi.
  2. Kurangi harga pokok penjualan dari pendapatan atau penjualan, yang memberi Anda laba kotor.
  3. Kurangi biaya operasi dari laba kotor untuk mencapai EBIT.

Tentang EBIT

EBIT mengukur laba yang dihasilkan dari operasional perusahaan sehingga identik dengan laba operasional. Kecuali pajak dan beban bunga, EBIT hanya berfokus pada kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan dari operasional, dengan mengabaikan variabel lain seperti beban pajak dan struktur modal. EBIT berguna karena membantu mengidentifikasi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba yang cukup agar lebih menguntungkan, dapat membayar utang dan mendanai operasiional yang sedang berlangsung. 

A. EBIT dan Pajak

EBIT juga berguna bagi investor untuk membandingkan beberapa perusahaan dengan kondisi perpajakan yang berbeda. Sebagai contoh, seorang investor berencana untuk membeli saham suatu perusahaan, EBIT dapat mengidentifikasikan laba operasional perusahaan tanpa memperhitungkan pajak dalam menganalisis.

Namun, EBIT dapat menghilangkan keuntungan yang didapat dari pemotongan pajak. EBIT ini dapat membantu investor membandingkan dua perusahaan di industri yang sama tetapi dengan tarif pajak yang berbeda.

B. EBIT dan Hutang

EBIT membantu menganalisis perusahaan padat modal atau industri yang membutuhkan modal dan teknologi yang tinggi. Perusahaan ini menandakan memiliki jumlah aset tetap pada neracanya. Aset tetap berbentuk fisik seperti properti, pabrik, dan peralatan yang biasanya dibiayai dari hutang. Sebagai contoh, perusahaan minyak dan gas yang merupakan perusahaan padat modal karena harus membiayai peralatan pengeboran minyak.

Akibatnya industri-industri padat modal ini memiliki beban bunga tinggi karena besarnya hutang di neraca. Namun, hutang tersebut perlu dikelola dengan baik untuk pertumbuhan jangka panjang perusahaan industri tersebut.

Perusahaan dalam industri padat modal ini diperkirakan memilki hutang yang lebih banyak atau lebih sedikit jika dibandingkan satu perusahaan dengan perusahaan lain. Akibatnya, perusahaan akan memiliki lebih banyak atau sedikit beban bungan ketika diperbandingkan satu sama lain. EBIT membantu investor menganalisis kinerja operasional dan potensi pendapatan perusahaan, sekaligus menghilangkan hutang dan beban bunga yang dihasilkan. 

C. Penggunaan EBIT

Katakanlah seseorang berencana untuk berinvestasi di perusahaan manufaktur suku cadang mesin. Pada akhir tahun fiskal perusahaan, berikut ini informasi keuangan yang terdapat pada laporan laba rugi:

  • Pendapatan Rp 10.000.000.000
  • Harga Pokok Penjualan Rp 3.000.000.000
  • Laba Kotor Rp 7.000.000.000

Laba kotor perusahaan sebesar Rp 7.000.000.000 atau profit sebelum biaya overhead dikurangi. Perusahaan memiliki biaya overhead yang dicatat sebagai biaya penjualan, umum, dan administrasi atau juga disebut sales, general, and administrative (SG&A) sebesar Rp 2.000.000.000

Pendapatan operasional atau EBIT untuk perusahaan akan menjadi laba kotor dikurang SG&A :

 EBIT = Pendapatan - Harga Pokok Penjualan - Biaya Operasional (SG&A)

          = Rp 10.000.000.000 - 3.000.000.000 - Rp 2.000.000.000

          = Rp. 5.000.000.000

 D. Penerapan EBIT

Terdapat beberapa cara berbeda untuk menghitung EBIT  biasanya tidak disertakan dalam laporan keuangan. Selalu dimulai dengan total pendapatan atau total penjualan dikurangi biaya operasional, termasuk harga pokok penjualan (HPP).

 Jika perusahaan memiliki pendapatan non-operasional, seperti pendapatan dari investasi, dalam hal ini EBIT berbeda dengan pendapatan operasional tidak termasuk dalam pendapatan non operasional.

Seringkali, perusahaan memasukkan pendapatan bunganya dalam EBIT, namun ada juga yang tidak tergantung sumbernya. Jika perusahaan memberikan kredit kepada pelanggannya sebagai bagian integral dari bisnis perusahaan tersebut, maka laba bunganya merupakan komponen dari pendapatan operasional. Sebaliknya, jika laba bunga berasal dari investasi obligasi atau biaya dibebankan pada pelanggan yang terlambat membayar tagihan, hal itu dapat menjadi pengecualian. Seperti yang telah dijelaskan, penyesuaian ini merupakan kebijaksanaan investor dan harus diterapkan secara konsisten untuk semua perusahaan untuk dibandingkan satu dengan lainnya.

Cara lain untuk menghitung EBIT adalah dengan menarik angka laba bersih dari laporan laba rugi dan menambahkan biaya pajak penghasilan dan biaya bunga ke laba bersih.

Antara EBIT dan EBITDA

EBIT adalah laba operasi perusahaan tanpa biaya atau beban bunga dan pajak. Namun, EBITDA (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) atau Laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi adalah menghapus depresiasi dan biaya amortasi saat menghitung profitabilitas. Seperti EBIT, EBITDA juga tidak termasuk pajak dan biaya bunga atas hutang. Namun, terdapat perbedaan antara EBIT dan EBITDA.

Untuk perusahaan dengan jumlah aset tetap yang signifikan, perusahaan tersebut dapat mendepresiasi biaya pembelian aset tersebut selama masa tenggangnya. Dengan kata lain, depresiasi memungkinkan perusahaan untuk menyebarkan biaya aset selama bertahun-tahun atau sesuai umur aset tersebut. Depresiasi menyelamatkan perusahaan dari pencatatan biaya aset pada tahun aset tersebut dibeli. Akibatnya, biaya depresiasi dapat mengurangi profitabilitas.

Bagi perusahaan dengan jumlah aset tetap yang signifikan, biaya depresiasinya dapat mempengaruhi laba bersih atau pendapatan. EBITDA mengukur keuntungan perusahaan dengan menghilangkan depresiasi. Akibatnya, EBITDA membantu menelusuri profitabilitas kinerja operasional perusahaan. EBIT dan EBITDA masing-masing memiliki kelebihan dan kegunaannya sendiri dalam analisis keuangan.

Batasan dari EBIT

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, depresiasi ini termasuk dalam penghitungan EBIT dan dapat menyebabkan hasil yang berbeda-beda ketika dibandingkan antara perusahaan dengan industri yang berbeda. Jika investor membandingkan suatu perusahaan dengan jumlah aset tetap yang besar dengan perusahaan yang jumlah aset tetapnya sedikit, biaya depresiasi dapat merugikan perusahaan dengan jumlah aset tetap karena biaya tersebut mengurangi pendapatan atau laba bersih.

Selain itu, perusahaan dengan jumlah hutang yang besar kemungkinan besar akan memiliki biaya bunga yang tinggi. EBIT dapat menghilangkan biaya bunga dan dengan demikian meningkatkan potensi pendapatan perusahaan, terutama jika perusahaan memiliki hutang besar. Dapat menjadi masalah apabila tidak memasukkan hutang dalam analisis perusahaan dan jika perusahaan memiliki banyak hutang karena kurangnya arus kas atau kinerja penjualan yang buruk. Penting juga untuk mempertimbangkan bahwa dalam lingkungan suku bunga meningkat, maka biaya bunga akan meningkat untuk perusahaan yang memiliki hutang pada laporan keuangannya dan harus dipertimbangkan saat menganalisis keuangan perusahaan.

Artikel Terkait

Artikel Terbaru