Laporan laba rugi adalah satu dari tiga laporan keuangan penting yang digunakan untuk melaporkan kinerja keuangan perusahaan pada periode akuntansi tertentu. Selain laporan laba rugi, laporan keuangan lainnya yaitu neraca dan laporan arus kas. Laporan ini fokus pada pendapatan dan pengeluaran perusahaan pada periode tertentu.
Laporan laba rugi merupakan bagian penting dari laporan kinerja perusahaan. Sedangkan neraca memberikan gambaran keuangan perusahaan pada tanggal tertentu, maka laporan laba rugi menunjukkan pendapatan pada periode waktu tertentu.
Empat hal utama yang menjadi fokus laporan laba rugi yakni pendapatan, pengeluaran, keuntungan dan kerugian. Ini tidak berbeda dengan penerimaan tunai dan non-tunai (penjualan dalam tunai dengan penjualan dalam kredit) atau pembayaran/pengeluaran tunai dengan tidak tunai/kredit. Ini dimulai dengan rincian penjualan, lalu menghitung laba bersih dan akhirnya laba per saham. Pada dasarnya, ini memberikan penjelasan bagaimana pendapatan bersih yang direalisasikan oleh perubahan diubah menjadi laba bersih.
Berikut ini adalah yang meliputi dalam laporan laba rugi, meskipun formatnya bisa berbeda dengan pertauran di tempat lain
Pendapatan diwujudkan melalui kegiatan utama yang biasa disebut pendapatan operasional. Bagi perusahaan manufaktur, grosir, distributor, atau pengecer, pendapatan mereka dari kegiatan utamanya dari penjualan produk. Begitu juga dengan perusahaan (atau waralaba) yang usaha utamanya menawarkan jasa layanan, maka itu menjadi pendapatan utama perusahaan tersebut.
Pendapatan yang diwujudkan melalui kegiatan usaha sekunder atau bukan inti bisnis disebut sebagai pendapatan non-operasional. Pendapatan ini bersumber dari pendapatan diluar pembelian dan penjualan barang dan jasa, serta juga termasuk pendapatan dari bunga bank, pendapatan dari sewa properti, pendapatan dari kemitraan seperti penerimaan pembayaran royalti atau dari iklan.
Keuntungan menunjukkan uang bersih dari kegiatan lain seperti penjualan aset jangka panjang. Ini termasuk labar bersih yang diwujudkan dari kegiatan non-bisnis seperti penjualan kendaraan operasional, tanah yang tidak terpakai, atau anak perusahaan.
Pendapatan tidak boleh disamakan dengan tanda terima/kwitansi. Pendapatan biasanya dicatat pada periode ketika penjualan dilakukan atau jasa diberikan. Kwitansi/tanda terima adalah uang yang diterima dan dicatat pada saat uang itu diterima. Contohnya, ada pelanggan membeli barang atau jasa dari sebuah perusahaan pada tanggal 28 Maret, maka itu akan dicatat sebagai penerimaan di bulan Maret. Namun, karena pelanggan memiliki reputasi baik, maka pelanggan diberikan durasi pembayaran hingga 30 hari kedepan. Pelanggan bisa membayar barang/jasa yang sudah beli hingga 28 April, yang mana kwitansi akan dicatat.
Biaya untuk menjalan operasional bisnis agar mendapatkan keuntungan disebut pengeluara. Berikut ini beberapa pengluaran
Seluruah biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan pendapatan operasional normal yang terkait dengan kagiatan bisnis utama. Ini meliputi harga pokok penjualan (HPP), biaya penjualan, umum dan administrasi, depresiasi/penyusutan atau amortisasi, dan biaya penelitian dan pengembangan. Item lainnya yang juga termasuk adalah gaji karyawan, komisi penjualan, dan pengeluaran utilitas seperti biaya listrik dan transportasi.
Seluruh biaya yang terkait dengan kegiatan bisnis non-inti seperti pembayaran bunga pinjaman.
Seluruh biaya yang digunakan untuk penjualan aset jangka panjang yang merugi, biaya satu kali, atau biaya yang tidak biasa lainnya, atau biaya untuk tuntutan hukum.
Ketika pendapatan dan pengeluaran utama menunjukkan seberapa baik kinerja bisnis utama perusahaan, pendapatan dan pengeluaran sekunder memperhitungkan keterlibatan dan keahlian perusahaan dalam mengelola kegiatan adho atau non-inti. Dibandingkan dengan pendapatan dari penjualan barang, pendapatan dari bunga tinggi bank menunjukkan bahwa bisnis tersebut tidak menggunakan kas yang tersedia secara maksimal dengan meningkatkan kapasitas produksi, atau menghadapi tantangan dalam meningkatkan pangsa pasarnya di tengah persaingan. Pendapatan sewa berulang yang didapatkan dengan menjadi tempat papan reklame karena lokasi perusahaan sepanjang jalan raya menunjukkan bahwa manajemen memanfaatkan sumber daya dan aset yang tersedia menjadi keuntungan tambahan.
Secara matematis, laba bersih dihitung berdasarkan berikut ini:
Laba Bersih = (Pendapatan + Keuntungan) - (Pengeluaran + Kerugian)
Untuk memahami perhitungan diatas, mari bayangkan ada sebuah perusahaan peralatan olahraga dan pelatihan menunjukkan laporan laba ruginya pada kuartal saat ini.
Perusahaan tersebut menerima 25,8 juta rupiah dari penjualan peralatan olahraga, dan 5 juta rupiah dari layanan pelatihan olahraga. Untuk pengeluaran, perusahaan tersebut menghabiskan total senilai 10,6 juta rupiah. Kemudian, labar bersih yang didapat sebesar 2 juta rupiah dari penjualan kendaraan operasional, dan mengalam kerugian sebesar 800 ribu rupiah untuk penyelesain tuntutan hukum dari pelanggan. Maka laba bersih yang didapat adalah 21,3 juta rupiah pada kuartal tersebut. Berdasarkan contoh tersebut adalah laporan laba rugi single-step yang mana berdasarkan penghitungan sederhana dengan menjumlahkan pendapatan dan keuntungan lalu dikurangi pengeluaran dan kerugian.
Namun, perusahaan besar menjalankan usahanya secara global dan memiliki diversifikasi segmen bisnis. Seringnya perusahaan tersebut terlibat dalam merger, akusisi, dan kemitraan strategis. Dengan operasional yang sangat luas, maka juga terjadi diversifikasi pengeluaran dengan berbagai macam kegiatan bisnis, sehingga membutuhkan laporan laba rugi yang kompleks.
Perusahaan seperti itu menggunakan laporan laba rugi multiple-step yang memisahkan pendapatan operasional, pengeluaran operasional, dan keuntungan dari pendapatan non-operasional, pengeluaran non-operasional, dan kerugian, dan masih banyak rincian lainnya dalam laporan tersebut. Pada dasarnya, ukuran profitabilitas yang berbeda dalam laporan laba rugi multiple step ada empat tingkat operasional bisnis yakni pada saat pendapatan kotor, operasional, sebelum pajak, dan setelah pajak. Pemisahan ini membantu identifikasi bagaimana laba berubah dari satu tingkat ke tingkat lain. Misalnya, laba kotor tinggi tapi pendapatan operasional rendah mengindikasikan pengeluara lebih tinggi, sementara laba sebelum pajak tinggi dan laba setelah pajak rendah menunjukkan kerugian pendapatan terhadap pajak dan pengeluaran lainnya.
Laporan laba rugi memberikan informasi berharga mengenai berbagai aspek bisnis termasuk operasional perusahaan, efisiensi manajemen, dan kemungkinan kebocoran yang mengakibatkan kerugian, dan juga apakah kinerja perusahaan sudah sesuai dengan industrinya.
Diunggah {{ article.formatted_published_at }}