Laporan Keuangan

Metode Analisis Vertikal

  • Oleh: Admin Tes
  • Diunggah 14 November 2020

Analisis vertikal adalah metode analisis dalam laporan keuangan yang mana setiap itemnya dicatat sebagai persentase dari angka dasar dalam laporan tersebut. Dengan demikian, item baris pada laporan keuangan dapat ditetapkan sebagai persentase dari penjualan kotor, sedangkan item baris pada neraca dapat ditetapkan sebagai persentase dari total aset atau liabilitas, dan analisis vertikal pada laporan arus kas menunjukkan setiap arus kas masuk atau arus keluar sebagai persentase dari total arus kas masuk. 

Cara Kerja Analisis Vertikal

Analisis Vertikal memudahkan untuk membandingkan laporan keuangan satu perusahaan dengan yang lainnya dan industri yang berbeda pun. Karena proporsi relatif dapat dilihat dari saldo akun. Hal ini juga memudahkan untuk membandingkan periode sebelumnya untuk analisis urutan waktu, dimana angka kuartal dan tahunan dibandingkan selama beberapa tahun, untuk mendapatkan gambaran kinerja metrik meningkat atau menurun.

Contohnya, dengan menunjukkan beberapa item baris pada laporan pendapatan sebagai persentase dari penjualan, yang berkontribusi pada profit margin dan apakah profitabilitas meningkat dari waktu ke waktu. Dengan demikian menjadi lebih mudah untuk membandingkan profitabilitas perusahaan yang sejenis.

Laporan keuangan yang menyertakan analisis vertikal dengan jelas menampilkan persentase item baris pada kolom yang berbeda. Jenis laporan keuangan ini termasuk analisis vertikal yang detail, dikenal sebagai laporan keuangan ukuran umum dan digunakan oleh banyak perusahaan untuk memberikan detail mengenai keadaan finansial perusahaan.

Laporan keuangan ukuran umum sering kali menggabungkan laporan keuangan komparatif yang menyertakan kolom perbandingan setiap item baris pada periode yang dilaporkan sebelumnya. 

Perbedaan Analisis Vertikal dan Analisis Horizontal

Bentuk lain dari analisis laporan keuangan yang digunakan dalam analisis rasio adalah analisis horizontal atau analisis tren. Pada analisis inilah dimana rasio atau item baris pada laporan keuangan perusahaan dibandingkan selama periode waktu tertentu dengan memilih one year's worth of entries as a baseline, sedangkan tahun lainnya mewakili persentase yang berbeda dari perubahan baseline.

Contohnya, jumlah kas yang dilaporkan pada neraca pada 31 Desember 2018, 2017, 2016, 2015, dan 2014 akan berbentuk persentase dari jumlah 31 Desember 2014. Daripada dalam bentuk dolar, Anda mungkin melihat 141, 135, 126, 118, dan 100.

Hal ini menunjukkan bahwa jumlah kas pada akhir tahun 2018 adalah 141% dari jumlah sebelumnya pada akhir 2014. Dengan analisis yang sama untuk setiap item pada neraca dan laporan pendapatan, dapat terlihat perubahan antara item satu dengan item lainnya.

Contoh Analisis Vertikal

Sebagai contoh, Perusahaan XYZ memiliki penjualan kotor sebesar Rp 5 juta dan harga pokok penjualan (COGS) sebesar Rp 1 juta serta biaya umum dan administrasi sebesar Rp 2 juta dan 25% tarif pajak, laporan pendapatannya akan terlihat seperti di bawah ini jika menggunakan analisis vertikal:

Penjualan Kotor Rp 5.000.000 100%
Harga Pokok Penjualan Rp 1.000.000 20%
Laba Kotor Rp 4.000.000 80%
Biaya Administrasi dan Umum Rp 2.000.000 40%
Laba Operasi Rp 2.000.000 40%
Pajak (25%) Rp 500.000 10%
Laba Bersih Rp 1.500.000 30%

 

Artikel Terkait

Artikel Terbaru