Laporan Keuangan

Pengertian Aset Lancar

  • Oleh: Admin
  • Diunggah 13 Agustus 2020

Apa itu Aset Lancar/Aktiva Lancar?

Aset lancar atau aktiva lancar adalah istilah bagi aset-aset atau kekayaan lainnya yang diharapkan bisa dikonversi menjadi kas maupun dijual atau dikonsumsi habis dalam waktu tidak lebih dari satu tahun. Aset lancar harus terlampir di dalam neraca perusahaan dan merupakan salah satu laporan keuangan yang wajib diselesaikan setiap tahun.

Aset lancar dapat berupa kas, setara kas, piutang dagang, saham, surat berharga, pinjaman, investasi, bisnis kredit dan aset likuid lain yang bisa dicairkan dalam waktu singkat. Aset lancar bisa disebut dengan istilah rekening koran.

Pengertian Aset Lancar

Aset lancar berbeda dengan aset jangka panjang karena aset tersebut tidak bisa diubah menjadi tunai dalam waktu satu tahun. Aset yang termasuk dalam jangka panjang seperti tanah, fasilitas, peralatan, hak cipta, dan lain-lain tidak termasuk dalam aset lancar.

Aset lancar dinilai penting bagi perusahaan karena dapat digunakan untuk mendanai operasional bisnis sehari-hari untuk membayar biaya operasional yang sedang berlangsung. Karena aset lancar merupakan semua aset yang dapat diubah ke dalam rupiah dalam waktu singkat, istilah current asset juga merujuk pada aset likuid perusahaan.

Namun, perhatikan kembali dengan menentukan aset sesuai dengan kualifikasi yang memenuhi syarat bahwa likuiditas di harga yang wajar selama periode satu tahun berikutnya. Contohnya, ada kemungkinan besar bahwa banyak barang-barang fast-moving consumer goods (FMCG) yang diproduksi oleh perusahaan dapat dengan mudah dijual pada tahun berikutnya. Persediaan atau inventaris seperti tanah atau alat berat juga termasuk dalam aset lancar tetapi cukup sulit untuk dijual sehingga bisa jadi tidak termasuk ke dalam aset lancar.

Aset lancar bisa juga termasuk barel minyak mentah, barang fabrikasi, bahan baku, atau mata uang asing, tergantung pada sifat bisnis dan produk yang dipasarkan.

Komponen Utama Aset Lancar

Uang tunai, setara kas, dan investasi likuid dalam pasar sekuritas, seperti obligasi atau obligasi jangka pendek berbunga sangat jelas termasuk dalam aset lancar. Namun, berikut ini juga termasuk dalam aset lancar:

1.   Piutang Usaha (Account Receivable)

Piutang Usaha dimana uang yang digunakan perusahaan untuk barang atau jasa yang diberikan atau digunakan tetapi belum dibayar oleh pelanggan - dianggap sebagai aset lancar bila bisa diprediksikan akan dibayarkan dalam jangka satu tahun. Jika suatu bisnis melakukan penjualan dengan menawarkan jangka panjang kredit kepada pelanggannya, sebagian dari piutang usaha tidak memenuhi syarat untuk dimasukkan dalam aset lancar.

Bisa terjadi kemungkinan bahwa beberapa rekening akan tidak dibayarkan penuh. Pertimbangan ini dapat terlihat dalam penyisihan akun tak tertagih, yang dikurangi dari piutang usaha. Jika sebuah rekening tidak akan terkumpul, itu dicatat sebagai piutang yang tidak tertagih dan catatan tersebut tidak termasuk sebagai aset lancar.

2.   Inventaris (Inventory)

Bahan mentah, komponen, dan produk jadi - termasuk dalam aset lancar, tetapi perlu dipertimbangkan dengan cermat. Metode akuntansi yang berbeda dapat digunakan untuk mengembangkan inventaris dan terkadang tidak se-likuid aset lancar lainnya, tergantung produk dan sektor industrinya.

Misalnya, relatif kecil atau tidak ada jaminan bila selusin unit alat berat pengangkut tanah yang termasuk dalam berbiaya tinggi (high cost) dapat terjual tahun depan. Tetapi, peluang keberhasilan relatif lebih tinggi untuk penjualan seribu buah payung pada musim hujan mendatang. Inventaris mungkin tidak likuid seperti piutang usaha, dan dapat menghambat modal kerja perusahaan. Jika permintaan bergeser secara tidak terduga yang umum terjadi pada beberapa industri, maka inventaris dapat terjadi penumpukan.

3.   Beban dibayar dimuka (Prepaid Expenses)

Perusahaan yang melakukan pembayaran dimuka atau di awal untuk barang atau jasa yang akan diterima di masa depan, dianggap sebagai aset lancar. Pembayaran di awal tidak dapat dikonversikan menjadi tunai. Sebagai komponen, pembayaran dimuka dapat digunakan untuk keperluan lain. Seperti contohnya, perusahaan membayar di awal sebagai bentuk kontrak atau sebagai bentuk jaminan.

Pada neraca, aset lancar ditampilkan berdasarkan likuiditas. Artinya, barang-barang yang paling bisa dikonversikan menjadi uang tunai berada di peringkat lebih tinggi. Biasanya urutannya sebagai berikut:

  1. Uang tunai (termasuk mata uang, rekening giro, dan kas kecil)
  2. Investasi jangka pendek (surat berharga yang dapat dipasarkan)
  3. Piutang usaha
  4. Inventaris
  5. Bahan habis pakai
  6. Beban dibayar dimuka

Formula aset lancar diperoleh dari penjumlahan sederhana dari semua aset yang dapat dikonversikan menjadi uang tunai dalam kurun waktu satu tahun. Misalnya, dilihat dari neraca perusahaan, kita dapat menambahkan:

Current Assets = C + CE + I + AR + MS + PE + OLA

Keterangan:

C Cash Tunai
CE Cash Equivalents/Setara Kas
I Inventory/Persediaan
AR Account Receivable/Piutang Usaha
MS Marketable Securities/Surat Berharga
PE Prepaid Expenses/Beban Dibayar Dimuka
OLA Other Liquid Assets/Aset Lancar Lainnya

 

Studi Kasus

Perusahaan retail Walmart Inc. (WMT) memiliki total aset lancar untuk fiskal tahunan yang berakhir di bulan Januari 2019 yaitu total dari penjumlahan uang tunai ($7,72 miliar atau sekitar Rp 114 triliun), total piutang usaha ($ 6,28 miliar atau sekitar Rp 93 triliun), inventaris ($ 44,27 miliar atau sekitar Rp 656 triliun), dan aset lancar lainnya ($3,62 miliar sekitar Rp 54 triliun), yang berjumlah ($ 61,89 miliar sekitar Rp 917 triliun).

Sama seperti Microsoft Corp. (MSFT) memiliki uang tunai dan investasi jangka pendek ($ 134,15 miliar sekitar Rp 1.987 triliun), total piutang usaha ($ 23,53 miliar sekitar Rp ), total persediaan ($1,82 miliar sekitar Rp 27 triliun), dan aset lancar lainnya ($ 7,47 miliar sekitar Rp 111 triliun) pada tanggal 31 Desember 2019. Dengan demikian, total aset lancar perusahaan teknologi terkemuka di atas adalah $ 167,07 miliar atau sekitar Rp 2.475 triliun.

Penggunaan Aset Lancar

Total angka aset lancar sangat penting bagi manajemen perusahaan sehubungan dengan operasional harian bisnis. Ketika tagihan dan pinjaman jatuh tempo setiap akhir bulan, manajemen harus mengeluarkan uang tunai yang dibutuhkan. Nilai dolar terlihat dari total aset lancar yang mencerminkan posisi kas dan likuiditas perusahaan, dan memungkinkan manajemen untuk mempersiapkan yang diperlukan untuk melanjutkan operasional bisnis.

Selain itu, kreditor dan investor mengawasi dengan cermat aset lancar untuk memperkirakan nilai dan risiko yang terjadi dalam operasional. Banyak yang menggunakan berbagai rasio likuiditas yang merepresentasikan kelas dari metrik keuangan yang digunakan untuk menentukan kemampuan debitur melunasi kewajiban hutang tanpa meningkatkan modal eksternal. Rasio yang umum digunakan seperti itu termasuk aset lancar, komponennya, dan komponen perhitungannya.

Rasio Keuangan Menggunakan Aset Lancar atau Komponennya

Operasional bisnis melekat dengan atribut yang bervariasi, metode akuntansi yang berbeda, dan siklus pembayaran yang berbeda, seringkali sulit untuk mengkategorikan komponen dengan benar sebagai aset lancar dalam jangka waktu tertentu. Rasio berikut biasanya digunakan untuk mengukur posisi likuiditas perusahaan. Setiap rasio menggunakan jumlah komponen aset lancar yang berbeda dengan kewajiban lancar perusahaan.

Rasio lancar mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek dan jangka panjang serta memperhitungkan total aset lancar (baik likuid maupun tidak likuid) suatu perusahaan terhadap kewajiban lancar.

Rasio cepat mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan asetnya yang paling liquid.n rasio cepat karena sulit untuk ditukar dengan kas. Rasio ini mempertimbangkan kas dan setara kas, surat berharga, dan piutang usaha (tapi bukan inventaris) yang terhadap kewajiban lancar.

Rasio kas mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi segera kewajiban jangka pendeknya dan dihitung dengan membagi kas dan setara kas dengan kewajiban lancar.

Meskipun rasio kas adalah rasio yang paling konservatif, karena hanya mempertimbangkan kas dan setara kas, rasio lancar adalah yang paling akomodatif dan mencakup berbagai komponen untuk dipertimbangkan sebagai aset lancar. Berbagai langkah ini digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar hutang dan menutupi kewajiban dan pengeluaran tanpa harus menjual aset tetap.

Artikel Terkait

Artikel Terbaru