Laporan Keuangan

Perbedaan Margin Laba Kotor dan Margin Laba Bersih

  • Oleh: Admin Tes
  • Diunggah 18 November 2020

Margin Laba adalah ukuran persentase laba yang menyatakan jumlah yang didapat perusahaan setiap rupiahnya dari penjualan. Jika perusahaan menghasilkan lebih banyak uang dari penjualan, maka laba marginnya lebih tinggi. Sedangkan, margin laba kotor dan margin laba bersih adalah dua rasio profitabilitas terpisah yang digunakan untuk menilai stabilitas keuangan dan keseluruhan perusahaan.

Laba kotor dan margin kotor adalah dua ukuran profitabilitas, sedangkan margin laba bersih yang juga meliputi jumlah pengeluaran perusahaan adalah metrik profitabilitas yang jauh lebih pasti dan sering dianalisis oleh analis dan investor. Berikut ini adalah pembahasan yang lebih dalam tentang margin laba kotor dan margin laba bersih.

 

Margin Laba Kotor

Margin laba kotor adalah ukuran profitabilitas yang menunjukkan persentase pendapatan yang melebihi harga pokok penjualan (HPP). Margin laba kotor mencerminkan seberapa sukses tim manajemen eksekutif perusahaan dalam menghasilkan pendapatan, dengan mempertimbangkan biaya yang terlibat dalam memproduksi barang dan jasa. Intinya, semakin tinggi angkanya, maka manajemen semakin efisien dalam memnghasilkan keuntungan untuk setiap biaya rupiah yang terlibat.

Margin laba kotor dihitung dengan menghitung pendapatan dikurangi HPP yang jumlahnya dibagi dengan jumlah pendapatan. Hasil margin kotor biasanya dikalikan 100 untuk menunjukkan dalam persentase. HPP adalah jumlah beban perusahan untuk memproduksi atau jasa penjualan.

                                 (Pendapatan - HPP)

Margin Laba Kotor = --------------------------- x 100

                                        Pendapatan

 

Contoh Margin Laba Kotor

Pada akhir tahun fiskal 30 September 2017, sebut saja perusahaan A melaporkan jumlah penjualan atau pendapatannya sebesar 229 juta rupiah dan harga pokok penjualan sebesar 141 juta rupiah.

Margin laba kotor perusahaan tersebut pada tahun itu senilai 38%. Dengan menggunakan rumus diatas, maka penghitungannya adalah sebagai berkut:

(Rp 229.000.000 - Rp 141.000.000)

------------------------------------------------ x 100 = 38%

         Rp 229.000.000

Ini artinya setiap rupiah yang dihasilkan perusahaan tersebut dari hasil penjualan, maka perusahaan menghasilkan laba kotor 38 rupiah sebelum biaya lainnya dibayarkan. Rasio lebih tinggi lebih disukai karena mengindikasikan perusahaan menjual persediaan barangnya dengan profit lebih tinggi. Margin laba kotor memberikan informasi umum tentang profitabilitas perusahaan, namun ini bukan pengurukan yang tepat.

 

Margin Laba Kotor dan Laba Kotor

Sangat penting untuk diperhatikan perbedaan antara magin laba kotor dan laba kotor. Margin laba kotor ditunjukkan dalam benter persentasi, sedangkan laba kotor dalam bentuk nominal rupiah.

Laba kotor adalah jumlah dari pendapatan yang dihasilkan perusahaan di luar biaya produksi langsungnya. Dengan demikian, perhitungan margin kotor menjadi laba kotor dibagi dari jumlah pendapatan. Ini ditunjukkan dari contoh diatas, bahwa laba kotor perusahaan sebesar 88 juta rupiah.

Intinya, laba kotor adalah jumlah yang setelah pendapatan dikurangi harga pokok penjualan atau 88 juta rupiah sesuai dengan contoh diatas. Namun margin kotor adalah persentase profit perusahaan diatas per biaya produksi barangnya.

Angka laba kotor memiliki nilai analitikal yang kecil karena merupakan angka yang terisolasi daripada angka yang dihitung sehubungan dengan biaya dan pendapatan. Maka, magin laba kotor atau margin kotor lebih signifikan bagi analis pasar dan investor.

Untuk mengilustrasikan, ada perusahaan memiliki laba kotor 1 juta rupiah. Sekilas, angka profitnya terlihat mengesankan, namun jika margin kotor perusahaan hanya 1% maka kenaikan biaya produksi sebesar 2% sudah cukup membuat perusahaan merugi.

 

Margin Laba Bersih

Margin laba berish adalah rasio laba bersih terhadap pendapatan untuk suatu perusahaan atau segmen bisnis. Ditunjukkan dalam bentuk persentase, margin laba bersih menunjukkan berapa banyak uang yang didapat perusahaan sebagai pendapatan yang kemudian menjadi laba.

Profitabilitas bersih merupakan perbedaan penting karena peningkatkan pendapatan tidak selalu berarti peningkatan perofitabilitas. Laba bersih adalah laba kotor dikurangi pengeluaran operasional dan pengeluaran lainnya, seperti pajak dan bunga yang dibayarkan.

                                    (Laba Bersih)

Margin Laba Bersih = -------------------- x 100

                                     Pendapatan

*Catatan: Laba Bersih = Pendapatan - Harga Pokok Penjualan - Pengluaran Operasional - Biaya lain-lain - Bunga - Pajak

 

Contoh Margin Laba Bersih

Ada perusahaan A melaporkan laba bersihnya sekitar 48 juta rupiah untuk akhit tahun fiskal 2017. Seperti dicontoh sebelumnya, perusahaan tersebut memiliki total penjualan dan pendapatan sebesar 229 juta rupiah pada periode yang sama. Maka penghitungan margin laba bersih perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:

Rp  48.000.000

-----------------------  x 100 = 21%

Rp 229.000.000

Margin laba kotor perusahana A ialah 21% yang menunjukkan setiap uang yang dihasilkan perusahaan A lewat penjualan, maka perusahaan mendapat Rp 0,21 sebagai profit.

Namun, margin laba berbeda berdasarkan industrinya. Perusahaan yang sedang berkembang mungkin memiliki margin laba lebih besar daripada perusahaan ritel, namun bagi pengecer yang mendapatkan margin laba lebih kecil dengan volume penjualan yang lebih banyak.

Ada kemungkinan perusahaan mendapatkan magin laba bersih negatif. Margin laba bersih negatif terjadi ketika perusahaan merugi selama kuartal atau satu tahun. Kerugiannya itu mungkin hanya masalah sementara bagi perusahaan. Alasan terjadi kerugian karena ada kenaikan biaya tenaga kerja dan bahan baku, periode resesi, dan pengenalan peralatan teknologi yang bisa mengganggu dan berdampak pada laba perusahaan.

Investor dan analis biasanya mengunakan margin laba kotor dan margin laba bersih untuk mengukur seberapa efisien manajemen perusahaan dalam menghasilkan laba relatif terhadap biaya yang terlibat dalam memproduksi barang dan jasa. Sebaiknya membandingkan margin perusahaan dalam industri yang sama dan selama beberapa periode untuk mengetahui tren yang terjadi.

Artikel Terkait

Artikel Terbaru