Rata-rata tertimbang adalah penghitungan yang memasukkan berbagai tingkat kepentingan setiap angka dalam data. Jika dalam menghitung rata-rata sederhana atau aritmatika, semua angka diperlakukan sama dan diberi bobot yang sama, maka rata-rata tertimbang mengalikan setiap angka dalam data dengan bobot yang ditentukan berdasarkan kepentingan relatif dari setiap titik data sebelum perhitungan akhir, sehingga perhitungan rata-rata tertimbang sering kali lebih akurat dibandingkan rata-rata sederhana.
Rata-rata tertimbang sering digunakan untuk menyamakan frekuensi nilai dalam kumpulan data. Sebagai contoh, ada sebuah survei yang telah mengumpulkan cukup tanggapan dari setiap kelompok usia untuk dianggap valid secara statistik. Tetapi setelah diperhatikan kembali, kelompok usia 18-34 tahun memiliki lebih sedikit responden dibandingkan kelompok usia lain. Tim survei dapat memberikan bobot pada hasil kelompok usia 18-34 tahun sehingga pandangan kelompok usia tersebut terwakili secara proporsional.
Rata-rata tertimbang juga dapat memasukkan pertimbangan lain di luar frekuensi kemunculan data sebagai bobot perhitungan. Misalnya, nilai siswa dalam kelas tari diperhitungkan dari aspek keterampilan, kehadiran, dan tata krama. Karena kelas tersebut adalah kelas tari maka nilai keterampilan diberikan bobot yang lebih besar daripada aspek lainnya.
Dalam rata-rata tertimbang, setiap nilai titik data dikalikan dengan bobot yang ditetapkan yang kemudian dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah titik data. Angka rata-rata akhir dalam perhitungan rata-rata tertimbang menunjukkan kepentingan relatif dari setiap observasi sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih baik daripada rata-rata sederhana dan juga dapat meningkatkan akurasi perhitungan kita.
Mempertimbangkan Portofolio Saham
Investor biasanya membangun posisi di sebuah saham selama beberapa tahun. Hal itu dapat mempersulit investor untuk melacak basis biaya dan perubahan nilai relatif saham tersebut. Investor dapat menghitung rata-rata tertimbang dari harga yang dibayarkan untuk saham tersebut. Untuk dapat memahami penggunaan rata-rata tertimbang, perhatikan contoh berikut.
Seorang investor memperoleh 100 lot saham perusahaan di tahun pertama dengan harga Rp.100.000 per lembar kemudian mendapatkan 50 lembar saham dari perusahaan yang sama di tahun kedua seharga Rp.400.000 per lembar. Untuk mendapatkan rata-rata tertimbang dari harga yang dibayarkan, investor mengalikan 100 lembar saham dengan Rp.100.000,00 untuk tahun pertama dan 50 lembar saham dengan Rp.400.000,00 untuk tahun kedua. Kemudian tambahkan hasil kali kedua nilai tersebut dan didapatkan total Rp.30.000.000,00. Total yang dibayarkan untuk saham tersebut, Rp.30.000.000,00, dibagi dengan jumlah saham yang diperoleh selama kedua tahun, 150, untuk mendapatkan harga rata-rata tertimbang yang dibayarkan sebesar Rp.200.000 per lembar saham.
Tahun |
Jumlah Lot Saham yang Didapat |
Harga Absolut Saham |
Total |
2019 |
100 |
Rp.100.000 |
Rp.10.000.000 |
2020 |
50 |
Rp. 400.000 |
Rp.20.000.000 |
Total |
150 |
|
Rp.30.000.000 |
Rata-rata Tertimbang |
Rp.30.000.000,00/150 |
Rp.200.000 |
Hasil rata-rata ini sekarang ditimbang memperhitungkan jumlah saham yang diperoleh pada setiap harga, bukan hanya harga absolut.
Contoh Penggunaan Rata-Rata Tertimbang
Rata-rata tertimbang muncul di banyak bidang keuangan seperti harga beli saham, pengembalian portofolio, akuntansi persediaan, dan penilaian. Sebagai contoh:
Poin Penting
Diunggah {{ article.formatted_published_at }}